anakku tertidur malam ini
dalam buaianku yang kesekian
hujaman hujan sehalus
perasaanku yang terbakar pelan kecemasan
cahaya lampu-lampu sudah lamat
dan sudah terlalu lama disusul senja yang tak pernah habis
melalap malam aku bersama segala kenangan
bau kota yang basah
perasaan yang basah
tak habis gelisah
aku tak menemukan mata kekasih
dalam dingin beku udara
hatiku
pada malam-malam dimana aku sendiri
dimana kerak rindu berkarat
dan harapan hanya berhenti satu titik sebelum dada
tak sempat membuncah
agar tak lagi ada rasa patah
jika janji-janji hanya tersebar
di jalanan
dan tak ada yang memunguti
di kedua sayapku
aku terbang dengan segala rintik api
memamah diriku sendiri
hingga kenyang
jatuh meresap
mereda ke dalam bumi