di persimpangan kiri jalanan

sekilas tatapanmu mencuri perhatian

yang acuh tak acuh

hilang dalam asap-asap batangan

di persimpangan kiri jalanan

aku mengenal gerak gerikmu

sifat-sifatmu

suaramu yang berapi-api

di persimpangan kiri jalanan

ada yang terbakar

ada yang dibakar

semuanya untuk satu tujuan

di persimpangan kiri jalanan

sore itu

tubuhmu ditemukan

bersimbah genangan merah

di persimpangan kiri jalanan

ada yang terlahir demikian

di antara bunga-bunga bertebaran

sungguh! peluru tak kan membungkam!!

antara

laki-laki atau perempuan

antara

benar atau salah

antara

hitam atau putih

antara

cinta atau nafsu

: sungguh hanya kesatuan yang tak terpisahkan

(kepingan uang mempunyai dua sisi

kau pelemparnya…)

sungguh aku tak peduli lagi

aku lelah…

perlukah ada marah?

aku…

aku….seperti melakukan monolog 30 menit lamanya

lalu ada kita

dan dosa yang termakan kosakata

sekarang…

siapa yang berdiri

dan siapa yang berlari

:sendiri…

mereka bercerita kepadaku tentang mimpi di siang hari

mimpi yang menjadi-jadi dan selalu terjadi

mereka bercerita kepadaku tiada henti

setiap kali isinya terbagi-bagi

mereka bercerita kepadaku melalui hati

dan aku merenungi diri, mencoba menyelesaikan teka teki

dari dongeng-dongeng utopia peradaban kini

aku ingin mencintaimu dengan sederhana/dengan kata yang tak sempat diucapkan/ kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana/ dengan isyarat yang tak sempat disampaikan/ awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(aku ingin – sapardi joko damono)

aku mencarinya dalam debu-debu

di antara retakan dinding dan buku-buku

aku mencarinya dalam abu

di antara perapian dan tungku-tungku

aku mencarinya sampai mati kaku

:di depan pintu itu ku membeku