Seperti kawah
darah mengalir serupa lahar
keraknya seolah membusuk di lututku
Di detik di mana aku menyentuh tanah
Aku mengerang mencari Ibu
Walau aku berada terbaring di atasnya
Aku memeluk diriku di kala jatuh
Mencari jejakanku bahkan ketika aku terluka
Kesadaran akan tubuh yang kuat
Akan hidup yang tengah berlangsung
Api seperti mengalir dalam darahku
Namun akhir-akhir ini api muncul dalam nafasku
Seperti naga aku meminum bergelas-gelas air dalam tempayan tembaga
Bau mawar menyeruak ke segala penjuru
Membuka paksa hatiku untuk terus terbuka
Membiarkan racun-racun mengalir ke tanah dan hilang dibawa arus air
Hingga lautan
Hingga ke Ibu Tua
Mataku menua dalam tangis
Mataku lahir kembali dalam darah
Aku memegang rahimku agar tak jatuh ke tanah
Namun darahku berkali-kali mengalir bak persembahan pada bumi
Bunyi bel nyaring
Doa mengelegak
Suara burung gagak
Siklus kehidupan dan siklus kematian tengah berputar
Dua ular kulihat meliuk di kaki kiriku
Yang perak dan emas mengelayutiku
Menanamku pada Ibu
Di tanah aku melata malam itu
Mencarimu Ibu
yang ada berkali-kali
tumbuh dan mati di dalamku