tiga episode
atas mimpi-mimpi jahanam

#1

: bintang daud

jadi ceritakanlah padaku. tentang mimpi itu.

mimpi aneh yang melibatkan ayahku untuk pertama kalinya. tapi tunggu, itu bagian akhir. yang kuingat adalah percakapan dan percakapan di sebuah kamar yang serba putih. lalu pintu dan jendela yang kita biarkan terbuka langsung menuju pantai berpasir putih dan langit biru. cuaca sangat cerah. saking cerahnya terasa begitu surreal.

kau sedang kehilangan separuh jiwamu dan dendam tengah membara, lalu dunia tengah berada di titik nadir yang membuat kita merasa terlalu banyak kehilangan. aku sudah mulai lelah dengan rasa hilang. saat ini aku tengah bertahan dan berjuang. kelahiranku adalah perjuangan dan bagiku tidak ada yang sia-sia.

kita terus berbicara, di ruangan yang selalu siang itu. entah mengapa udaranya terlalu sejuk untuk cuaca pesisiran. aku benci ac. anakku benci ac. mereka selalu membuatku masuk angin dan sedikit pilek. dan tak ada ac di ruangan itu.

aku tidak terlalu ingat apa yang terjadi. tetapi seolah kita berciuman. sekarang katakanlah padaku bagaimana rasanya setelah kehilangan segalanya. apakah semuanya sekarang berubah manis atau pahit? atau menjadi ciuman yang melewati diri kita masing-masing.

di akhir itu semua, ayahku bicara mengenai pajak. aku terbangun dengan heran. kutemukan anakku masih di rumah sakit dan infus itu masih mengalir. aku sering merasa sedih tapi tidak menangis. aku ingin pulang ke rumah kecil kami itu.

keesokan harinya kau membawa sayur pecel dengan nasi. agak sedikit terlalu pedas. dan berkata: jadi ceritakanlah padaku…

#2

: c.n.

kita berada dalam sebuah mobil yang ugal-ugalan. aku tidak mengerti kenapa kita berdua terjebak disitu. dikejar oleh sesuatu yang menyangkut kita berdua. wajahmu samar. rajahmu seakan tidak lengkap, tapi aku yakin itu adalah dirimu. aku yakin benar akan bau tubuhmu, karena adrenalin yang terpicu dalam mimpi kebut-kebutan itu. padahal tidak ada satupun dari kita bisa berkendara mobil roda empat.

kau bilang kita seperti triad. cita-citamu kesampaian di dalam mimpiku. aku hanya berteriak agar kita pergi lebih cepat. masuk ke ruangan-ruangan ala film mafia. aku tak tahu mereka orang mana. bukan itali juga bukan cina.

mimpi itu penuh warna. entah mengapa merah muda yang kuat.

aku tak tahu bagaimana caranya aku melahirkan dirimu yang triad. aku hanya ingat dirimu dan payung hitammu.

#3

:e.e.

hanya dalam bulan-bulan itu kau datang dalam mimpiku. tanpa kamera. dan tiba-tiba menjadi bagian dari tubuhku. anakku lahir. ingatanku pergi pada tangkapan-tangkapan imajimu yang masih sepi dan penuh. juga abu-abu. apakah kau buta warna dan aku tidak tahu?

di belahan dunia yang lain, dalam cuaca musim gugur yang abu-abu, semoga kau masih mengingatnya. seperti di semua senja yang melelehkan air mataku.