Di Ujung Khata

di ujung khata itu anakku
tersisa doa-doa untuk dunia
yang akan kita ulang berkali-kali

janjiku
membawamu ke atas gunung itu
dan beginilah kita akan memanjatkannya:

Namo Ratna Trayāya Namaḥ Ārya Jñāna Sāgara Vairocana Vyūha Rājāya Tathāgatāya Arhate Samyak Sambuddhaya Namah Sarva Tathagatebyah Arhatebyaḥ Samyaksaṃbuddhe Byaḥ Namaḥ Arya Avalokite Śvarāya Boddhisattvāya Mahāsattvāya Mahākāruṇikāya Tadyathā Oṃ Dhara Dhara Dhiri Dhiri Dhuru Dhuru Ite Vatte Cale Cale Pra Cale Pra Cale Kusume Kusume Vare Ili Mili Citijvala māpanāye Svāhā

Om Mane Padme Hum.

Pagi Yang Gelap

mungkin begini
di suatu pagi yang gelap
aku tak lagi menemukan
bau matahari

seperti bilangan
aku tak lagi genap

memori terkadang jauh
namun juga jatuh

aku teringat suatu pagi yang lain
dalam sengatan dinginnya
udara pegunungan

tak ada bau matahari

setiap bunyi lonceng doa
panggilan terompet panjang
bergema
di vihara-vihara

pada garis tangan
segalanya membelah
pada setiap cabang

dalam nafasku sendiri
segelap apapun pagi
mungkin jalan yang ganjil
adalah sesuatu yang akan menggenapi

dharamsala – lasem – jogjakarta 2012

Keeping Quiet (Tetap Diam)

Now we will count to twelve
and we will all keep still.
Sekarang kita menghitung sampai dua belas
dan kita akan tetap diam

For once on the face of the earth,
let’s not speak in any language;
let’s stop for one second
and not move our arms so much.

Untuk sekali ini di muka bumi ini,
marilah kita tidak bicara dalam bahasa apapun;
mari berhenti untuk satu detik
dan tidak menggerakkan tangan kita terlalu banyak.

It would be an exotic moment
without rush, without engines;
we would all be together
in a sudden strangeness.

Ini akan menjadi momen eksotis
tanpa terburu-buru, tanpa mesin;
kita semua akan bersama
dalam keanehan yang tiba-tiba

Fishermen in the cold sea
would not harm whales
and the men gathering salt
would look at his hurt hands.

Nelayan di laut yang dingin
tidak akan menyakiti ikan paus
dan para laki-laki yang mengumpulkan garam
akan melihat pada tangan-tangannya yang terluka.

Those who prepare green wars,
wars with gas, wars with fire,
victories with no survivors,
would put on clean clothes
and walk about with their brothers
in the shade, doing nothing.
What I want should not be confused
with total inactivity.
Life is what it is all about; I want no truck with death.

Mereka yang mempersiapkan perang hijau,
perang dengan gas, perang dengan api,
kemenangan tanpa ada yang selamat,
akan mengenakan baju bersih
dan berjalan dengan saudara mereka
di bawah keteduhan, tak melakukan apapun.
Apa yang aku inginkan janganlah dikacaukan
dengan total tanpa kegiatan.
Hidup adalah mengenai semua ini; aku tak mau berurusan dengan kematian.

If we were not so single-minded
about keeping our lives moving,
and for once could do nothing,
perhaps a huge silence
might interrupt this sadness
of never understanding ourselves
and of threatening ourselves with death.
Perhaps the earth can teach us
as when everything seems dead
and later proves to be alive.

Jika kita tidak terlalu berpikiran satu hal saja
mengenai membuat hidup kita selalu bergerak,
dan untuk sekali saja tak melakukan apa-apa,
mungkin sebuah keheningan yang besar
dapat menganggu kesedihan ini
akan ketidakmengertian kita mengenai diri kita sendiri
dan mengancam diri kita sendiri dengan kematian.
Mungkin bumi akan mengajarkan kita
ketika semua terlihat mati
dan kemudian ternyata masih hidup.

Now I’ll count up to twelve
and you keep quiet and I will go.


Sekarang aku akan menghitung hingga dua belas
dan kau tetap diam dan aku akan pergi.



Pablo Neruda


Diterjemahkan oleh Astrid Reza

Purnama Di Kota Ini

di kota ini,
purnama
menyimpan ingatannya
dengan perlahan

bagai sepasang sepeda
yang dikendarai ibu-ibu tua
melintasi jalan-jalan kota
menuju pasar

seharian
segalanya memelan
dan mungkin berhenti
di suatu waktu

terlalu banyak dejavu
dan masa lalu
menyeruak
lewat begitu saja
dan pergi

tak ada yang kembali

jika gemerlap bintang
menunjukkan arah pulang
kesanalah hatiku menuju

di tengah purnama kota
yang menyimpan segala aroma kenangan

jogjakarta, 6 juni 2012