Bau salju menusuk hidungku bermalam-malam. Selimut merah marun lembab oleh sisa salju yang mencair di pagi hari yang cerah. Rumah-rumah berjejer seceria bendera doa. Teh beraroma mawar dan saffron menguap mengisi dapur bawah tanah. Wangi kretek bertebaran di ruang tengah, menandakan diri yang telah terbangun. Kata-kata Rumi menebar di udara.
Aku begitu dekat, hingga aku terlihat seakan-akan jauh
Begitu bercampur denganmu, hingga aku terlihat seakan-akan terpisah
Begitu terbuka, hingga aku terlihat bersembunyi
Begitu terdiam, karena aku terus menerus berbicara kepadamu
Sejauh puncak-puncak salju dan langit hitam berbintang. Begitu dekat nafasmu. Pada nadiku.