Dharamsala, 12 Februari 2012
Tara
Kau meninggalkan jejak dirinya di hadapan patung kehijauan, Tara yang Agung. Sebagaimana ibumu pernah menamaimu. Untuk sekali ini kau mendoakannya untuk melepaskannya. Selama-lamanya.
Karma telah berputar, Tara. Dan kau berada di sebuah ujung. Akhir yang kau ketahui.
Perlahan, kau lepaskan cincin perak di jari manis tangan kananmu. Enam tahun. Ribuan perasaan dan waktu. Benda ini telah datang dari tempat yang jauh. Dari perjalanan jiwa yang teramat lama dan rapuh.
Sudahlah, Raka. Disinilah seharusnya segala cerita ini berakhir. Dengan biasa saja. Dalam dingin udara dan rintik salju yang seolah semu. Dalam keheningan biara, kau merasakan dentingan perak pada altar itu bergema pada seluruh keberadaanmu.
Sudahlah, Sakyathara. Aku telah memaafkan diriku. Juga ingatanku akan dirimu.
Bergulirlah menuju hidup yang baru.
Shanti, shanti, shanti.
Damai, damai, damai.
Gema hatimu, Tara. Pada liukan burung elang di antara hutan cemara.