Setelah Empat Belas Tahun

:T.O.

 

Aku menemukan diriku di Bangkok

Bagian-bagian diriku di Sungai Chao Phraya

Martabak Karim yang ramai

sepulang kuliah yang selalu kusantap

berganti dengan sepeminuman teh di toko teh tua di sebelahnya

yang sepi dan membuatku tenang menulis

begitu banyak

di halaman-halaman jurnal

 

Pasar-pasar mewarnai perjalanan kita

yang terus menerus bersinggungan

Setiap satu bulan setengah

Apakah aku tetap harus bertanya dengan bagaimana jalannya karma?

Berkali-kali kubilang

Aku tidak pernah percaya dengan kebetulan

Pertemuan-pertemuan selalu menemukan alasannya tersendiri

 

Bibit-bibit

Berserakan di meja dan semalaman kita memilahnya

Kita menemukan diri kita di tanah

dan di dapur

lalu di meja makan

Sambil mencari dan mengenali rasa di lidah

di pelosok-pelosok meja makan kota Bangkok

 

Aku mengingat sekelebatan sosok

yang berteduh di balik rimbunnya hutan bakau

dalam kota yang kita lalui dengan sepeda

kuil-kuil yang membuatku berhenti dan bernafas

Brahma bertangan empat

di tengah bisingnya Siam

 

Bau bunga anting putri

mewarnai semua perjalanan tujuh hari itu

Malam terakhir aku menemukanmu

Menjahit sepotong kain di meja hostel

di tengah udara yang masih begitu panas

 

Kita berpisah lagi

hanya untuk mengetahui

kita akan bertemu kembali

Kora

:K. T. D.

 

Bau pagi itu pekat

Nafas-nafas yang kita keluarkan selagi terbalut jaket musim dingin

Membekas di udara

Jejak pohon Bodhi terlihat samar dalam kabut pagi hari

Dalam perjalanan

Mala dan mantra terus menerus dilantunkan

Berbondong-bondong manusia-manusia dari seluruh penjuru

Himalaya

Berkumpul di kota suci ini

 

Ah,

Sudah berapa langkah dan perjalanan kulalui

Untuk bersinggungan berkali-kali lagi dalam jalan dharma ini

Juga karma

 

Aku menemukan keningku

Menyembah

Di lantai-lantai kuil Bodhgaya

Setiap pagi kulantunkan mantra dan doa

Untuk keselamatanmu

Untuk hidup yang sebentar

dan proses yang masih panjang

 

Selalu dan selalu ada rindu

Selalu pelukan kehangatan itu

membuatku merasakan aliran haru yang hangat

membekas di pipiku

 

Sarapan dibagikan ke barisan para biksu dan peziarah

Di tangga kita menonton hidup berjalan

Apa adanya

Perjalanan ini, Guru, selalu kulalui bersamamu

 

Bodhgaya, Januari 2018