Dongeng 1001 Malam

Di malam pertama dongeng itu berputar, kau menangkapku di atas atap rumah dan di bawah purnama yang benderang, aku berkata, “Peganglah aku kuat-kuat, sudah beribu tahun aku mencarimu dan aku tidak ingin kehilanganmu lagi di malam yang pertama”.

Luka di kepalamu yang dulu menganga, mengalirkan sekian cerita dari mulutku. Jiwamu amnesia. Tapi aku bukanlah Scheherazade yang mempertaruhkan dirinya untuk seorang raja. Aku tak lagi bertaruh apa-apa selain rasa percaya. Bahwa pada akhirnya aku selalu akan menemukanmu, sekian jauh apapun, sekian juta cahaya manapun telah kulewati, karena kita adalah ekor dari bintang yang sama.

Setiap pagi kini, mataku masih mengerjap dan selalu, selalu meyakinkan diri bahwa aku tidak lagi berada dalam sekian mimpi mengenaimu lagi. Bahwa yang kusentuh saat ini adalah jiwaku sendiri. Bahwa yang kumiliki kini adalah sepenuhnya hatiku jua.