ombak malam
bulan purnama
dan bintang-bintang
terimakasih kawan
untuk tiga tahun ini
mungkin baru sekali ini, aku bisa mengucapkan terimakasih
ombak malam
bulan purnama
dan bintang-bintang
terimakasih kawan
untuk tiga tahun ini
mungkin baru sekali ini, aku bisa mengucapkan terimakasih
Soneta XVII
Pablo Neruda
aku tak mencintaimu seolah-olah kau adalah serbuk mawar, atau batu topaz,
atau panah anyelir yang menyalakan api.
aku mencintaimu seperti sesuatu dalam kegelapan yang harus dicintai,
secara rahasia, diantara bayangan dan jiwa.
aku mencintaimu seperti tumbuhan yang tak pernah mekar
tetapi membawa dalam dirinya sendiri cahaya dari bunga-bunga yang tersembunyi;
terimakasih untuk cintamu suatu wewangian padat,
bermunculan dari dalam tanah, hidup secara gelap di dalam tubuhku.
aku mencintaimu tanpa tahu mengapa, atau kapan, atau darimana
aku mencintaimu lurus, tanpa macam-macam tanpa kebanggaan;
demikianlah aku mencintaimu karena aku tak tahu cara lainnya
beginilah: dimana aku tiada, juga kau,
begitu dekat sehingga tanganmu di dadaku adalah tanganku,
begitu dekat sehingga ketika matamu terpejam akupun jatuh tertidur.
nyoba2 nerjemahin sonetanya neruda bareng ting
mungkin di pojokan ruangan
mataku tertutup rapat
dan juga matamu tertutup rapat
namun kita tak bisa menghilangkan sebuah ingatan
di mejaku aku termanggu
menatap layar kosong
dengan kata-katamu yang tak juga kumengerti
sejak kapankah aku melukis itu semua pada jiwamu
yang sekarang kita merasa sama-sama kehilangan
dan waktu kian membunuhku
berkali-kali
jiwa-jiwa tertanam di lautan jawa
mereka tak kemana-mana
tidak menuju kemana-mana
terombang-ambing di antara ombak-ombak kehidupan
yang menghempas terlalu keras
di tengah-tengah perjalanan
jiwa-jiwa masih melayang beterbangan
aku ingin menyelamimu
sama seperti laut kita yang pernah satu
apa masih gelombang itu sama…
atau hanya memecah karangku?
mereka tak akan mengenalku lagi
yang pernah tertawa
dan menangis denganku
mereka tak akan mengenalku lagi
yang pernah tumbuh
dan bermain-main denganku
mereka tak akan mengenalku lagi
kawan-kawan lamaku
karena aku pun merasa asing
di tengah-tengah mereka
kadang-kadang juga disebelahmu
masihkah kau mengenaliku?
Disini Aku Mencintaimu
Pablo Neruda
Disini aku mencintaimu
Di dalam hutan kayu pinus angin berhembus dengan sendirinya
Bulan bersinar seperti phospor pada air pengembara.
Berhari-hari, semua yang sejenis, berlari saling berkejaran
Salju terbuka dalam figur-figur tarian.
Burung camar keperakan menukik dari Barat.
kadang-kadang kapal. Tinggi, bintang-bintang yang tinggi.
Oh salib hitam kapal itu.
Sendiri.
Terkadang aku bangun pagi dan jiwaku pun basah.
Jauh sekali laut berbunyi dan bergema
Ini adalah pelabuhan.
Disini aku mencintaimu.
Disini aku mencintaimu dan horison menyembunyikanmu dalam kesirnaan
Aku masih mencintaimu di antara semua yang dingin ini.
Kadang ciuman-ciumanku pergi bersama kapal-kapal itu.
menyebrangi lautan tidak menuju ke suatu arah.
Aku melihat diriku terlupakan seperti jangkar-jangkar tua itu.
Dermaga-dermaga membuat sedih ketika senja bertambat disitu.
Hidupku berjalan dengan keletihan, lapar tanpa ada tujuan.
Aku mencintai apa yang tak kumiliki. Kau terlalu jauh.
Bebanku dihindarkan dengan sinar yang redup.
Tetapi malam datang dan bernyanyi untukku.
Bulan memutarkan mimpi hari-hari.
Bintang-bintang terbesar melihat padaku dengan kedua matamu.
Dan sewaktu aku mencintaimu, kayu-kayu pinus di antara angin
ingin menyanyikan namamu dengan daun-daunnya yang terhubung dengannya.
-terjemahan gue (dibantu chea di yahoo messenger tadi malam)
ingin aku jatuh di antara luka-lukamu
hingga semuanya menjadi luka-lukaku juga
ingin aku tenggelam dalam tawamu
sedihmu
ketika semua itu mewarnai dirimu
bunuhlah aku dengan kata-katamu
sampai habis darahku ditelan olehmu
mungkin aku pada saat itu tak akan merasa apa-apa lagi…
semenjak perang gue putusin untuk setiap saat bercinta – pacarmerah 9.30PM
kita bercinta dengan cara kita masing-masing
dengan suara
dengan kata-kata
dengan tulisan
dengan hati
dengan kedamaian di tengah-tengah peperangan
dengan kesunyian di tengah-tengah keramaian
lepas
bebas…