Derasnya cuaca
Membuat sekian pagi terasa nelangsa di dalam selimut
Renyahnya bebunyian dapur mulai hidup di subuh yang masih surup
Hanya untuk sekedar menyapa hidup
Sepeminuman teh dan wangi kopi yang menyeruak
Ke seluruh rumah
Wangi dupa di empat penjuru
Adalah bentuk kerinduan pada yang abadi
Dalam memori
Di pojok rumah banyak yang menghilang dan pergi
Nostalgia muncul dalam sekian kotak
Yang belum lagi dipilah
Pada lengketnya foto lama
Pada tulisan tangan di atas kertas surat yang mulai memburam
Namun kesedihan yang datang bagai
Satuan barak tentara
Menyerang segala penjuru hati yang melemah
Dan tak ada tujuan kemenangan
Selain mengingatkan kita akan kemampuan untuk berduka
Di malam sebelumnya yang pekat
Dengan pembicaraan-pembicaraan samar
Tidak selalu membuka pagi dengan seksama
Bau hujan telah menguyur tanah semalaman
Segala yang tumbuh seolah tak hilang-hilang
Di cuaca yang sederas pagi ini
Harapan seolah hendak disingkapkan
Semudah menyingkap tirai rumah
Di tengah abu-abu kegelapan