Month: July 2003
:sebuah dongeng untuk siapapun nanti
aku baru saja jadi seorang tiran di kamar mandi, pagi-pagi ketika hari nyaris subuh. membunuh sekian puluh semut dalam satu dua kali siraman air dari gayung. menenggelamkan mereka dalam air bah yang menggenangi lantai putih sedikit kekuningan itu. tidak ada yang menduganya, sepagi itu. banyak semut-semut yang mati dengan massal. dalam lubang aliran air membawa mayat mereka entah kemana. ke arah laut yang tak sampai.
mengingatkanku akan mayat-mayat pembantaian, ladang-ladang pembantaian, dari manusia, binatang, hewan-hewan sampai robot dalam tampilan kartun animatrix.
kemudian, hari ini terulang lagi. aku menjadi tiran kembali dan semut-semut kali ini pantang menyerah dan bergantungan di gagang sikat, sebagian tenggelam dan mati lagi, sebagian bertahan dan kubiarkan. benar-benar tanpa perasaan, selain kantuk yang masih terlalu mendera.
kekejaman ini dimulai seminggu yang lalu, ketika satu rumah mulai dikelilingi oleh semut-semut hitam yang berbaris dimana-mana. gelas, piring, kamar mandi, lantai, tempat tidur, jari-jari tangan, kaki, tirai, kaleng dan sebagainya. lalu kami muak dan aku pun muak.
yah inilah, kekejaman bercampur kesedihan dalam keadaan tak tersadarkan.
kau sedang apa?
menempel poster di jalan-jalan.
di semua dinding dan waktu yang kau lalui sehari-harinya.
kau sedang apa?
melihat film mexico dengan bumbu espanyola, frida, nacho dan revolusi.
di semua permukaan retinaku, satu kotak yang menyala.
kau sedang apa?
merindukan ranjang kita di pojok kamar yang lampunya selalu lupa kau matikan.
kau sedang apa?
merindukan ranjang kita di pojok kamar yang lampunya selalu aku lupa matikan.