:hari pertama, purnama aquarius
Purnama menghantamku
Merah
Bagai darah
Tak ada garam di halaman
Sesaji bunga terlupa dalam tas
dan air hangat tak jadi dituangkan di dalam gelas-gelas teh
Aku menemukan punggungku remuk semalam
Ingatanku menggelap
Kain batikku terbuka
Dan hawa dingin menyelinap
Di malam-malam seperti ini
Aku ingin memelukmu lagi
Memasuki hari-hari retret ini
Jiwa-jiwa kita seperti masuk ke dalam gua yang dalam
Dekat dengan kematian
Dan jauh dari semilir bisikan
Aku memeluk kristal hitamku pagi ini
Memeluk pepohonan
Menjejak tanah-tanah di kejauhan
Dan tetiba angin-angin dari Utara
Menerpa wajahku hingga kering
Tangisku hingga kering
Jadi garam sampai ke lidahku
Punggungku masih meremuk
Dan tak ada yang redam
Dalam semalam
Kau melihatku dalam mimpimu
Menceracau dan menggila
Aku melihat diriku
Memanen tanaman di atas bukit-bukit yang tak kalah jauh
Di atas lanskap yang selalu ingin membuatku pulang
Kau tak lagi menjanjikan lanskap salju
Namun pesisir laut
Yang lebih dekat pada rumahku
Walau jiwaku gunung
Lidahku adalah laut
Dan punggungku adalah dunia
Yang tengah remuk dan pecah
Sehingga bibit-bibit merekah untuk tumbuh
Melewati rahim demi rahim
Mengalir merah
Purnama darah