Look, we don’t love like flowers
Lihatlah, kita tidak mencintai seperti bunga-bunga
with only one season behind us; when we love,
dengan hanya satu musim di belakang kita; ketika kita mencintai,
a sap older than memory rises in our arms. O girl,
getah dari memori yang lebih tua muncul dari lengan kita. Oh gadis,
it’s like this: inside us we haven’t loved just some one
seperti inilah: di dalam diri kita, kita tidak hanya mencintai satu saja
in the future, but a fermenting tribe; not just one
di masa depan, tetapi sebuah fermentasi akan suku; tidak hanya satu
child, but fathers, cradled inside us like ruins
anak, tapi para bapak, yang berayun di dalam diri kita seperti puing-puing
of mountains, the dry riverbed
akan gunung-gunung, dasar sungai-sungai yang kering
of former mothers, yes, and all that
akan para ibu sebelumnya, ya, dan semua itu
soundless landscape under its clouded
lanskap yang tak bersuara di bawah mendung
or clear destiny – girl, all this came before you.
atau takdir yang jelas – gadis, ini semua muncul sebelum dirimu.
(Trans. A. Poulin Jr.: Rainer Maria Rilke: Duino Elegies and the Sonnets to Orpheus).
Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Astrid Reza