episode kedua: uma yang memanggil kala
:tambangraras
setelah seribu malam
aku pun menunggu malam tiba dan senja jatuh
hingga seolah subuh sudah tidak ada disini
ketika peluhku menjadi peluhmu
perempuan mana yang mau pagi tiba
hingga sisanya hanya tercium di ranjang semata
telah delapan kali kukitari bumi
dari malam jumat kemarin
betapa susahnya
mencapai bilangan kesembilan
jika hamba jua haus
apalah arti raga
oh pati
jiwa-jiwaku yang lain
mengapa berulang kali hamba harus memunguti kalian
begitu rupa
setiap kali kita bersua
apakah takdir dan karma sedemikian maha
tidak kuasanya hamba
pada diri
raga
oh cintaku,
oh anak-anakku
hingga dasar liang bumi
aku masih membelamu
mencintaimu
ganesha
sakyamuni
awal dari segala awal
om dari segala om
maka takdirku dimulai
dipisahkan untuk terbelah
dan tak terbendung
oleh siapapun
oh, rasa ini
koyak moyak telah segala
kesedihanmu
bagai uma yang memanggil kala
apakah takdirmu menjadi ibu
bagi anak-anakmu
sedemikian berat?
dalam deraman derak bumi
yang penuh angkara
kau selalu menangisi segala yang telah terjadi
hingga telah kering airmata
hingga rasa dalam dirimu
berubah menjadi gurun-gurun
padang-padang pasir yang tiada berujung
kau tiada lagi mencium wangi melati
dari sanggulnya
sanggulmu
subangnya telah pergi entah kemana
cintaku,
mengapa penyesalan demi penyesalan
selalu datang ketika kau tlah tiada?
belum lagi salatku
belum genap
apakah doa-doaku yang lain akan terdengar di pucuk telingamu?
aku sudah tiada sanggup memilah
dalam bahasa apa aku berbicara kepadamu
dalam jenis doa apa
aku selalu memelukmu
sampai pagi tiba
dan dadaku hampa
tertusuk pagi yang menggigil tanpamu…