Mahmoud Darwish
Bumi semakin mendekat pada kami
Mendorong kami melewati lorong terakhirnya
Dan kami merobek-robek anggota tubuh kami sendiri untuk melewatinya.
Bumi tengah menghimpit kami
Aku berharap kami adalah tanaman gandumnya
Sehingga kami dapat mati dan hidup kembali.
Aku berharap bumi adalah ibu kami
Dan ia akan bermurah hati pada kami.
Aku berharap kami adalah gambar-gambar di bebatuan yang bisa kami pegang dalam mimpi-mimpi kami layaknya cermin.
Kami melihat sekilas wajah-wajah dalam pertempuran terakhir jiwa mereka, mereka yang akan dibunuh
Oleh yang terakhir hidup di antara kami.
Kami menangisi pesta anak-anak mereka.
Kami melihat wajah-wajah mereka
Yang akan melempar anak-anak kami
Dari jendela-jendela ruangan terakhir.
Sebuah bintang untuk menyinari cermin kami.
Ke mana kami harus pergi setelah perbatasan terakhir?
Ke mana burung-burung harus terbang setelah langit terakhir?
Di manakah tanaman harus tidur
Setelah menghirup udara terakhir?
Kami akan menulis nama kami dengan kabut merah.
Kami akan mengakhiri nyanyian pujian dengan daging kami.
Kami akan mati, di sini, di bagian terakhir.
Di sini dan di sini darah kami akan menanamkan pohon zaitunnya.
Mahmoud Darwish (1941 – 2008), penyair dan penulis Palestina.
Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Astrid Reza, 18 Oktober 2023, dari dua versi terjemahan bahasa Inggris “The Earth is Closing on Us/Earth Pressed Against Us”.