#30harimenulis
Day 21: Wina, 15 Desember 2012
Tara
Setelah konferensi hari ini berakhir dan Asa, anakku sudah kembali ceria, kami berjalan kaki, keluar dari hotel dan menyusuri kota Wina. Mencari tempat untuk makan malam. Aku selalu membawa anakku kemana pun aku pergi. Sebuah pegangan pada kehidupan untuk senantiasa berjalan.
Aku tak tahu mengapa wajah anakku selalu mengingatkanku pada dirimu. Aku merasa menjadi perempuan dalam mitos-mitos. Karena kau hanya datang dalam mimpi-mimpiku selama kehamilan anakku. Hanya dalam mimpiku kita bisa bersentuhan.
Aku tak mengerti banyak hal. Aku juga mengerti banyak hal. Ketika aku melihat anakku dan membawanya ke kota ini, menyadari kehadiranmu di kota ini, aku merasa cukup lega. Juga penuh. Rasa kelengkapan itu melekat. Begitu dalam akan ingatanmu, akan segalanya tentangmu.
Asa tidak pernah bertanya tentang ayah kandungnya. Tapi ia selalu bertanya akan sebuah foto yang kau ambil dan kupajang selalu di kamarnya. Aku selalu menyukai foto itu sejak pertama kali aku melihatnya. Asa selalu bertanya tentang foto itu dan aku selalu menceritakannya seperti sebuah dongeng favorit yang diulang-ulang.
Seperti aku, anakku, kami selalu merindukanmu.