#30harimenulis

Day 15: Yogyakarta, 29 November 2006

Raka

Jika dipikir kau tak seberapa paham mengapa perempuan di hadapanmu selalu hampir menangis ketika melihatmu lagi. Kau tak banyak bicara. Hanya mencoba memahami dengan rasa.

Ada rasa sedih dan bahagia yang tercampur aduk. Bolak-balik dalam setiap tatapan. Dirimu pun tak ingin bergerak lagi. Tak ingin apa-apa. Kau tahu, ini bukan sesuatu yang bisa diabadikan dengan kamera.

Kau menerima liontin naga perak dengan batu giok di kepala dari tangannya. Kau menatapnya. Bingung. Menerima sambil menyadari seberapa besar liontin itu begitu berharga bagi perempuan itu. Dia hanya meminta kaus hijaumu yang kau pakai ketika kau pertama kali bertemu dengannya. Dalam hati kau menyanggupinya.

Ada sebuah lagu mengalun dari speaker terdekat. India Arie. Suara desau angin di antara rumpun bambu. Sinar mentari sore jatuh di sela-sela dahan pohon. Selalu sore. Selalu senja.

Masihkah ada rasa sedih yang mewarnai segala? Setelah ini akan kemana? Kemana angin akan membawa peristiwa? Kau tak lagi bertanya. Tak lagi menjawab. Hanya diam. Hening. Bening.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s