#30harimenulis
Day 18: Wina, 14 Desember 2012
Raka
Aku tengah mengantar istriku, Katrina, ke Flughafen Wien, ketika salju pertama tahun ini jatuh. Salju tepat menimpa jendela mobil. Aku tak yakin aku ingin mengantarnya pergi, walaupun kami sudah biasa sama-sama melakukan perjalanan sendiri-sendiri. Entah mengapa, di bulan-bulan mendekati akhir tahun, terutama tahun ini, rasa sendu yang kukira sudah kutinggalkan tiba-tiba datang lagi melekat.
Kau tak apa-apa di Wina sendirian selama seminggu? Katrina bertanya kepadaku. Aku hanya tersenyum, menggeleng. Memastikan segalanya akan baik-baik saja.
Aku mengantarnya sampai pintu keberangkatan, melambaikan tangan dan tersenyum sekali lagi. Kunaikkan kerah jaketku, sempat berpikir untuk menunggu salju yang turun di kafe bandara namun aku ingin pulang sebelum hari gelap. Anjing-anjing di rumah kami pasti kelaparan jika aku pergi terlalu lama. Udara begitu beku dan langit begitu abu-abu.
Ada sesuatu yang tertahan di dadaku. Aku ingin mengeluarkan kameraku sesaat tapi tak jadi. Begitu banyak hal yang tak bisa kuputuskan sendiri hari ini. Aku tiba-tiba hanya pingin menangis melihat salju pertama jatuh dan Katrina, istriku tidak tahu.