:ibu segala ibu
Aku mencoba sepasang anting mutiara
Milik ibuku yang kutemukan di laci kayu
Sambil kuingat-ingat pesannya untuk tetap memakai
batu berlian lahirku setiap waktu
Aku belajar dengan mahal ketika aku harus menebusnya sendiri
Di suatu waktu
Sekarang anting milikku tak pernah kulepas
Namun saat ini kulepas untuk mengingat ibuku
Sambil terlempar dalam masa lalu
Sebenarnya hal-hal apakah yang kita wariskan
dari ibu-ibu kita, selain ingatan
lalu luka-luka
juga semua bentuk cinta mereka
Masih kuingat tatapan laki-laki yang kucintai
dan mencintaiku tadi malam
Sosok mereka yang seolah tak diinginkan ibunya
Yang merasa tak dicintai ibunya
Aku mengerti perasaan-perasaan itu
Sungguh tipis perasaan diinginkan dan menginginkan
Antara syarat dan isyarat yang terlanjur tak terkatakan
Dalam banyak waktu
Namun sesungguhnya, kita memaafkan ketidaksempurnaan
ibu kita
kemarahan-kemarahan mereka
emosi-emosi terpendam mereka yang meluap
dari dalam
Kesakitan kuno
kolektif yang terpendam
Oh, perempuan
betapa tua benci dan cintamu
dengan segala hal di bumi ini
Pada tanah pertiwi yang kupijak
dan banyak diinjak
Kemampuanmu merubah segala yang busuk
menjadi nutrisi segala mahkluk
menghidupi segalanya hingga titik penghabisan
Kau yang mengerti segalanya
juga menerima segalanya
Kematianmu adalah kiamat kami
Jogjakarta, 1 Agustus 2017