puncak semua amarah adalah sebuah rasa sedih akan kehilangan pijakan
kehilangan rasa untuk mengerti dalam akal sehat
semua kekacauan yang tengah menerpa dunia
yang menghanyutkan negeri ini
hingga tiada arti
memasuki hari kedua puasa
semua dilalui dengan sederhana saja
dengan toko-toko yang tutup
warung makan yang gagal buka
rumah dan ruang yang disewakan di setiap pojokan jalanan
penjual sayur yang tiba-tiba bermunculan
beban seolah terlihat dalam raut setiap orang
punggung-punggung menempuh beban hidup yang semakin tidak sedikit
semuanya melambat
seolah hidup dihinggapi kabut kebingungan
yang pekat dan juga sedih
di pojokan dapurku yang kecil
aku menyapa panci yang kehilangan telinganya
menghabiskan stok sisa makanan dengan merebusnya
mengiris semua bawang
memarut jahe
jika diperbolehkan terkadang mungkin sebaiknya kita turut merebus semua koruptor hingga tuntas
hingga amarah tak terasa lagi seperti sedu sedan
hingga semua yang berengsek di negara ini lepas dan tak lagi muncul di permukaan
tak kusangka, di hari seperti ini, aku masih berduka dari dapurku sendiri
Leave a comment