Sudah tak lama lagi, seolah segalanya akan menuju benderang. Di atas Himalaya sekian ramalan itu sudah tergenapi, kau sudah melihatnya jauh-jauh hari. Kau tengah bersiap akan pintu-pintu baru yang terbuka di belahan dunia Barat.
Di ujung ekor Himalaya, topan Yagi baru saja menerpa. Membersihkan apapun yang dilaluinya. Betapa selalu rentannya kehidupan. Betapa sementaranya waktu. Dalam hitungan minggu, dua saudari akan menemanimu memecah ruang, melampaui langit sekali lagi, menapak kota-kota yang belum pernah kau jejaki lagi.
Kau melihat arti namamu di sebuah peta tua. Wilayah yang kau tahu akan kau gapai tak lama lagi, yang anakku akan menelusuri setiap lekuk jejak nenek moyangnya ke Timur. Di ruang-ruang pertemuan, di antara kemah dan kubah. Di antara bau hangus mentari dan derap tapal kuda, suara pasar yang menyeruak, manusia yang lalu lalang. Ini adalah lintasan sekian jaman. Sekian waktu dan peradaban.
Kau yang pejalan. Mencium bau perjalanan-perjalanan baru sekian ribu kilometer sebelum itu semua dimulai.
Leave a comment