Waktu adalah suatu ruang yang gila dan sementara
Namun ia juga menyimpan misteri kehidupan dan kesabaran akan penantian
Batara Kala diciptakan dalam ketidaksengajaan
Sampai ia melahap bulan di suatu waktu
Sehingga Nirwana gonjang ganjing dan Batara Siwa pun harus turun tangan dari kahyangan
Pada waktunya, di detik di mana aku menemukanmu kembali
Tanpa harus meraih seluruh keberadaanmu di balik jeruji yang tak tersentuh
Pekatnya biru matamu
Yang membuat detak jantungku seolah berhenti di suatu waktu
Lalu jarak lautan yang membentang
Seolah menjadi alasan untuk terus menerus mengulur waktu
Apakah, apakah di waktu yang telah terlewati
Di sekian langkah yang kujalani di tanah Himalaya
Masih menjadi jejak di hatimu?
Aku tahu bahwa hal-hal inilah yang akan menjadi pertanyaan-pertanyaan besarmu
Namun aku pada saat ini lebih terpaku pada pertanyaan-pertanyaan yang kecil
Seperti waktu, aku butuh mengada
Berada dalam kekinianku
Yang tak lagi muluk
Namun menjejak di tanah di mana bumiku berpijak
Bahkan ketika Batara Kala melahap bulan
Aku tak lagi kehilangan waktu
Baik di Jawa
Baik di Himalaya
Jejakku adalah jalan setapak yang terlihat di bawah cahaya rembulan
Dalam kegelapan aku selalu menemukan jalan pulang
Karena sekian cahaya lilin di hatiku telah menerangi
Jalanku sendiri
Aku tak tahu lagi apakah jalanmu saat ini menuju Jawa
Akan menjadi terang yang sama