Arupadatu

: M.B.K

Aku telah berganti sekian rupa dan mengenalmu dalam sekian wujud. Dari semua perjalanan kita ke Barat, seperti rombongan pengiring biksu mencari teks Buddha ke arah Barat. Tidak ada monster sepanjang jalan selain jalan terjal, sungai deras, jurang tak berkesudahan dan diri kita sendiri. Aku mengenakan sari hijau dan kuning di suatu masa, mengalungkannya di antara leher dan pundakku. Dan turban putih itu bertengger di kepalamu, yang terkadang mengingatkan aku akan segala sesuatu.

Dalam kekinian pada akhirnya pilihan-pilihan datang, juga dalam berbagai bentuk. Seorang brahmin tua yang kau pilih di kuil Pashupathi berkata akan tiga pilihan, tiga jalan dan tiga nasib. Karmastan, Rajastan dan Dharmastan. Kau menyadari jalan kita berbeda namun nasib kita berkelindan dan di persimpanganlah kita mengetahui bahwa tetap menderita adalah sebuah pilihan. Juga bahagia. Kita berbicara mengenai membangun kebahagiaan. Aku menjawab kebahagiaan terletak dalam diri kita sendiri dan tidak pernah pada orang lain.

Aku menawarkan genggaman tanganku dan dirimu pundakmu. Selagi bersandar kepadamu, aku menopang diriku pada tanah. Karena dari sanalah akarku mengakar dan diriku telah tumbuh. Karena bumi adalah ibuku dan tanah telah menjadi rumahku, pijakanku sepanjang jalan.

Jadi kau yang memiliki hati yang berani, seberapa beranikah kau menghadapi cinta? Sumber derita sepanjang segala masa dan juga sumber inspirasi yang tiada habisnya dipuja. Sanggupkah kau meniti seutas benang sutra itu dan menumbuhkan kedua pasang sayapmu?

Aku tengah menyiulkan panggilan pada Garuda yang telah muncul dimana-mana. Adakah Batara Bayu mengijinkan hatimu ikut reda dan menunggangnya bersamaku? Dalam doakulah, kau ada selalu.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s