Mungkin di sinilah aku membiarkan diriku merapuh. Mungkin di titik-titik inilah aku benar-benar berhadapan dengan dirimu ataupun dengan diriku sendiri. Seolah-olah aku menatapmu pagi ini. Terbangun hanya untuk menatapmu. Di segala perjalanan sekian bulan kemarin aku menatapmu, entah dekat, entah dari kejauhan. Entah di atas bantal tidur yang sama, ataupun dari sebuah bukit di Himalaya. Aku sedang mencoba membaca di mana sebenarnya diriku telah lekat. Dalam ruang mana sebenarnya kita telah mendekat dan seberapa jauh sebenarnya artian jarak.
Di tepian sebuah danau yang sunyi, aku tak lagi memutar memori. Dirimu dan diriku berada di sana sekarang, di sebuah kesunyian yang tak lagi mencekam. Tak ada angin. Hanya kicau burung seperti pagi ini. Dalam segala yang terlahir baru, sebagaimana adanya aku menemukan diriku dan juga dirimu, benar-benar sebagaimana adanya.
Reblogged this on Forgeries.