Ia merangkak di tengah-tengah tanah yang selalu menahanmu pulang. Kau tak lagi mengingat-ngingat sekian percakapan yang terjadi di sana. Hanya di mimpi ini, segalanya menjadi terlalu jelas. Sejelas jalan-jalan dan ramalan yang berkelok untuk membawamu ke sana. Ke tempat yang kau tahu kau akan selalu datang. Kau terbangun dan mungkin saja, hanya menunggu sepasang tangannya untuk menyambutmu penuh. Jika ini semua bukan mimpi yang sejenak dan berulang.