Delapan Belas Malam
: ganesha
sebenarnya apa yang telah terjadi
setelah tiga tahun berjalan
segala
dan waktu yang semakin
menemukan ujung-ujungnya
dalam pelbagai pertemuan
delapan belas malam sudah
berlangsung
dan kata-kata cinta
meledak dari lidahku
lidahmu
pada sekian pagutan
kita telah menjadi abadi
namun: erik estrada is my karma
ah, nama itu
sosok itu
karma di pundakku…
bagaimanapun karma yang telah terjalin
dalam tubuhku
waktuku
dan garis tanganku
ganesha pun adalah karmaku yang lain
dimana ia kiri
dan kamu kanan
sosok-sosok gajah berwarna ungu
hitam
berkelebat
disana aku telah melihat rupa anak-anak kita
anjing-anjing kita
dan rumah tempat dimana kita berdua selalu pulang
melepaskan dunia sejenak dari genggaman
dan menghilang
dalam peraduan yang selalu kita dambakan
ah,
ratusan kali kita telah berjalan
mencari arah dan pasangan
arah mata anginku
telah dan selalu
mengarah padamu
namun,
dahulu
aku tak pernah melihatnya
bahkan tak berani untuk menengok ke arahmu
aku tak pernah berani
menghunjamkan trisula di dahimu dalam dadaku
namun,
sekarang sudah tertanam begitu dalam
hingga hilang segala rasa
yang merusak
murninya cinta
yang tanpa embel apa-apa
aku pernah bertanya
seperti itukah kita dimata dunia
sejujurnya aku tidak pernah peduli,
sayangku
Rumah Adhyaksa, 4 Februari 2007