saya juga tidak mengerti kenapa mereka lebih suka menjadi perhiasan atau sejenis pajangan ketimbang bergerak langsung di jalanan. apakah sebuah pilihan menjadi begitu sulit? saya sudah lelah dengan apa yang disebut gender, pembagian demi pembagian. karena bagi saya itu semua menjadi omong kosong. sama seperti semua puisi tentang kartini yang pernah dibuat. semuanya menjadi terlalu romantis dan penuh basa-basi. ini sudah terlalu melelahkan. dimana semua perkataan itu terjadi? dimana semua itu pernah berinteraksi, kenapa semuanya begitu kosong melompong dan seolah-olah hanya saya sendiri dalam ruangan seperti ini?