aku seketika ingat membaca puisi dengan beberapa orang kawan, saling memungungi bicara tentang keterasingan. lalu terlempar kemudian pada dadamu ketika dadaku sesak sungguh. satu momen lagi di atas tanah, satu momen lagi di dalam air.
ah sungguh maafkan jika selalu membuatmu menunggu.