begitu sukanya ia bermain dengan kata-kata sehingga suatu hari kata-kata itu kehilangan maknanya. seperti akrobat yang berjungkir balik ataupun permainan komidi putar yang seolah-olah tak akan pernah berhenti. pijakannya hilang. setengah sadar ia memuntahkan semua sumpah serapah. yang tersisa hanya kata-kata tanpa makna tak lagi berbentuk caci maki. setengah gila ia membacakan puisi-puisi. yang tersisa hanya kata-kata tanpa makna tak lagi berbentuk rangkaian sajak-sajak.
keesokan harinya, dia tersenyum begitu beku. karena kata mati dan maknanya telah ditemukannya kembali, ketika tubuhnya terhempas dengan tanah dari gedung lima tingkat itu.