dia tertawa penuh canda. keluar dari sana sinar matahari yang selalu tertutup kabut abu-abu. kemilaunya sungguh menyilaukan. bahagia, bahagianya jiwa dan bersentuhanlah kesendirian. meleburlah dua menjadi satu. kenapa harus ada malu dalam bercinta. tak ada kemunafikan, tak ada yang tak perlu. semuanya itu ditelan hilang olehnya dan diukirnya sebuah kesatuan.

tak ada yang hilang, semuanya hanya menyatu…dalam udara, dalam nafas-nafas, dalam aliran-aliran denyut nadi, dalam air kehidupan. tetes-tetesnya membasuh semua yang ada, menyucikan dan menjahit kembali luka-luka lama. menjadi baru, menjadi seluruh, menjadi SATU.

dimana keragaman menjadi warna-warna yang menyala. menjadikan yang lain menjadi keunikan. dimana kata-kata tak lagi diam, namun menari-nari di antara lidah-lidah yang dulu kelu. dimana hati terbelah dan terisikan, penuh! semuanya terjadi sepersekian detik, dimana waktu tak lagi berarti.

-ls, djokja, jan 2001-

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s