lembar-lembar buku itu, mulai menguning dimakan waktu, dimamah rindu. dengan goresan-goresan pensil, pena, ataupun bekas tetesan air mata. sejak kapan entah hanya diam terletak disana. sejak jejak peradaban menutupnya sejenak, untuk dibuka kembali di kala kesunyian kembali datang. kubaca ulang yang tertulis disana. puisi, coretan tak pasti, sketsa, dan surat-surat yang tak tersampaikan hanya sempat tertuliskan. jari jemariku kembali menari sejenak disana, menarikan kembali tarian-tarian kenangan-kenangan lama. diiringi sentimentalitas membiru, seperti tinta yang tertulis ataupun abu-abu yang mengabur…
ahh…betapa lekatnya…